Rabu, 28 Oktober 2009

Lokakarya FSA

Untuk mendukung penguatan sistem penyuluhan yang berorientasi kepada kebutuhan petani, maka salah satu komponen dari program pemberdayaan petani melalui informasi dan teknologi pertanian (FEATI) adalah perbaikan kajian dan desseminasi teknologi oleh lembaga penyedia teknologi pertanian.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulsel sebagai salah satu unit pengelola program FEATI dalam hal kajian dan desseminasi teknologi saat ini sementara mengembangkan konsep riset participatory (Riset partisipatif) yang diistilahkan Farming System Analisis (FSA).

Terkait hal tersebut, Bertempat di Aula Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros pada tanggal 28 hingga 29 Oktober 2009 berlangsung Lokakarya FSA yang dilaksanakan oleh BPTP Sulsel sebagai panitia dan narasumber, bekerjasama dengan FEATI Maros. Kegiatan ini diikuti oleh utusan 2 utusan dari setiap BPP dari 14 BPP se Kabupaten Maros.

Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan konsep FSA kepada penyuluh, yang dapat menjadi instrumen bagi penyuluh dalam megidentifikasi dan menganalisis permasalahan dan kebutuhan spesipik lokalitas teknologi petani yang kemudian dapat dijadikan programa penyuluhan kecamatan dan rekomendasi kebutuhan teknologi petani untuk lembaga penyedia teknologi. dengan mengembangkan prinsip partisipatif dan triangulasi diharapkan analisis data dan informasi yang di hasilkan betul-betul bisa menjawab kebutuhan dan permasalahan teknologi petani.

Peserta lokakarya mengharapkan dengan lokakarya ini kiranya program FSA bisa bersinergi dengan pelaksanaan metodologi FMA (Sistem penyuluhan yang dikelola oleh petani) saat ini dengan menjadikan hasil kajian agribisnis pedesaan yang telah dilakukan oleh petani sebagai salah satu referensi FSA. Kegiatan Lokakarya diakhiri dengan praktek lapang dan penyusunan RTL (Rencana Tindak Lanjut) pada tanggal 29 Oktober 2009 di Kecamatan Bantimurung Maros.

Refreshing Penyuluh Swadaya

Untuk meningkatkan kapasitas penyuluh swadaya, maka BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Tanralili bekerjasama denga konsultan FEATI Kabupaten Maros melaksanakan refreshing atau Pelatihan Penyegaran Penyuluh swadaya bertempat di kantor BPP Kecamatan Tanralili yang dibuka pada tanggal 22 Okober 2009. Penyegaran ini dilaksanakan dari pukul 09.00 hingga 12.00 Wita, berlangsung setiap minggu hingga bulan Desember 2009.

Materi pelatihan yang dikembangkan di setiap pertemuan terbagi dua kelompok materi yaitu (1) Kepemanduan dan (2) Metodologi FMA.

Diharapkan dengan refreshing ini dapat meningkatkan kemampuan penyuluh swadaya untuk melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator FMA di desa.

Format Bukan Tujuan, Tapi Alat

Bertempat di Hotel Bumi Asih Makassar, pada tanggal 20 hingga 21 Oktober 2009, telah dilaksanakan Sosialisasi dan Reorientasi FMA (sistem penyuluhan yang dikelola mandiri oleh petani). Kegiatn ini dilaksanakan oleh unit pengelola Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (PPMU-FEATI) yang berkedudukan di Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD)Propinsi Sulawesi Selatan.

Menurut keterangan Ketua Panitia Ir.Elvira Ratu, kegiatan ini diikuti oleh 5 utusan dari setiap Kabupaten Program FEATI yang terdiri dari Pejabat Pembuat Komitment (P2K), asisten tekhnis, asisten keuangan, Koordinator tim verifikasi dan konsultan, ditambah utusan dari propinsi dan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), sehingga jumlah peserta secara keseluruhan sebanyak 40 orang.

Kegiatan ini bertujuan mensosialisasikan Pedoman Umum dan Petunjuk Lapang FMA Agribisnis Perdesaan, dibawakan oleh Ibu Ir.Ranny Mutiara dan Ibu Nanai dari Unit Pengelola FEATI Tingkat Pusat (CPMU) Pusat Pengembagan penyuluhan Pertanian Badan SDM Pertanian Departemen pertanian RI.

Pada kesempatan tersebut Ir.Ranny menyatakan bahwa orientasi kita adalah merubah prilaku petani dari petani subsisten ke petani yang memiliki kemampuan mengembangkan usaha tani melalui prose pembelajaran FMA. Adapun belanko atau format isian yang terdapat pada petunjuk lapangan (Petlap) itu bukanlah tujuan, tapi dia merupakan alat dimana dalam mengimplementasikannya para petani kita harus mengetahui substansi dari alat tersebut. Bukan sekedar di ajar untuk mengisi format atau belangko isian lalu tidak menambah pengetahuan dan keterampilan petani dalam aspek pengembangan usaha tani dan kemandiriannya.

Kamis, 15 Oktober 2009

Pertemuan Reorientasi FMA di Tingkat Kecamatan dan Desa


Terkait dengan reorientasi FMA (Farmer Managed Activities) melalui perubahan Pedoman FMA, tanggal 15 Oktober 2009 telah tuntas dilaksanakan kegiatan pertemuan sosialisasi dan reorientasi pedoman FMA tingkat Kecamatan dan desa di seluruh kecamatan di Kabupaten Maros. Kegiatan sosialisasi ini berakhir di Kecamatan Camba diikuti oleh Tim Penyuluh Lapangan (TPL), Penyuluh swadaya dan pengurus posluhtan desa, dan diakhiri dengan penyusunan workplan masing-masing Desa (Posluhtan) sebagai rencana kerja tindak lanjut dan strategi implementasi FMA di tingkat lapangan.

Selanjutnya, di pertengahan oktober ini hingga akhir November 2009, setiap posluhtan di desa akan melakukan kegiatan penyusunan programa penyuluhan agribisnis perdesaan yang diawali dengan melakukan kajian agribisnis pedesaan dan penyusunan rencana agribisnis kelompok tani. Diharapkan dengan adanya sosialisasi dan reorientasi FMA ini, proses pelaksanaan FMA yang berbasis kepada pengembangan agribisnis perdesaan bisa mulai di kembangkan pada kegiatan FMA Tahun 2009 (Siklus II).

Melalui kegiatan reorientasi ini, penerapan metode FMA di lapangan dapat dilakukan secara taat asas sesuai dengan tahapan proses yang telah ditetapkan di dalam pedoman umum. Tim sosialisasi dari Kabupaten yang terlibat antara lain Ir.Alfian Amri (P2K), Ir.Asmuri (Koordinator Tekhnis), Ir.Syahrir.MP, Ir.Muhadir, dan Ir.Musyawar dari Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Maros, didampingi oleh Ir.Muhammad Irdan AB (Konsultan FEATI).